16 February, 2012

...CINTA ALI DAN FATIMAH...

Sabda Rasulullah S.A.W “Barangsiapa yang jatuh cinta kemudian dia mampu menyembunyikannya, menjaganya, dan mampu bersabar akannya, Allah akan mengampuni dosanya dan memasukkannya kedalam syurga.”
Macam kisah Sidatina Fatimah dan Ali yang saling mencintai dalam diam, akhirnya Allah menyatukan mereka dalam ikatan yang sah... Kisah ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang...
Ada rahsia terdalam di hati Ali yang x pernah diceritakannya kepada sesiapa pun. Fatimah, sahabat karib ketika kecil bahkan puteri kesayangan nabi s.a.w. yang juga sepupunya itu, sangat mempesonakannya. Sifat kesantunannya, ibadahnya yang hebat, kehebatan kerjanya dan jugak rupa parasnya cukup membuatkan Ali terharu. Dia melihat gadis itu pada suatu hari ketika ayahandanya pulang dengan dengan luka, pecikan darah dan kepala yang suci itu dilumur isi perut unta. Lalu, Fatimah bersihkan dengan hati2 dia seka dengan penuh cinta.. sungguh hebat pekerti ankanda kesayangan Muhammad . Namun, semua itu dilakukan dengan mata yang berkaca serta hati yang x terhenti menangis. Muhammad s.a.w. itu x layak diperlakukan sedemikian oleh kaumnya...maka gadis cilik itu bangkit. Gagah dia berjalan menuju Ka’bah. Di sana para Quraisy saling ketawa kononnya bangga dengan tindakan mereka terhadap Muhammad s.a.w. terdiam melihat Fatimah. Fatimah mengherdik mereka dan seolah waktu berhenti, langsung tiada bangkangan dari mereka... sangat mengagumkan peribadi si Fatimah.
Ali tidak tahu apakah rasa itu boleh dianggap sebagai cinta. Tapi dia memang tersentak ketika suatu hari mendengar khabar yang mengejutkan, Fatimah telah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Muhammad s.a.w, lelaki yang membela Islam dengan hartanya dan jiwanya sejak awal2 risalah, lelaki yang iman dan akhlaknya memang x diragukan..itulah Abu Bakar As-Siddiq.
 “Allah mengujiku rupanya.” Itu kata-kata Ali dalam hatinya.
Ali merasa sungguh diuji kerana siapalah dia dibandingkan dengan Abu Bakar. Kedudukan di sisi Muhammad..?? Abu Bakar lebih utama. Mungkin juga kerana dia bukan kerabat terdekat seperti Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan Rasulnya x dapat ditandingi. Lihatlah ketikamana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya.
Lihatlah jugak bagaimana Abu Bakar berdakwah, betapa banyaknya tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam kerana sentuhan Abu Bakar. Ini yang x mungkin dilakukan oleh kanak-kanak kurang pergaulan seperti Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para fakir yang dibebaskan oleh Abu Bakar, Bilal, keluarga Yassir... dan siapa budak yang dibebaskan Ali...? Sungguh Abu Bakar lebih mampu membahagiakan Fatimah.
Ali hanya pemuda miskin dari keluarga yang juga miskin. ‘Inilah persaudaraan dan cinta’ gumam Ali.
“Aku mengutamakn Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Ftimah atas cintaku”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti, bahkan cinta mengambil kesempatan atau mempersilakan, cinta juga pada satu sudut keberanian dan pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakar ditolak. Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu belum berakhir. Setelah Abu Bakar mundur, datang pula lelaki lain melamar Fatimah. Lelaki yang gagah dan perkasa, lelaki yang sejak masuk Islam mampu membuatkan kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, lelaki yang membuat syaitan berlari ketakutan dan menundukkan musuh-musuh islam. Umar Al-Khattab. Ya, Al-Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebatilan itu juga datang melamar Fatimah.
Ya, Umar memang lewat memeluk Islam, bahkan sekitar 3 thn setelah Ali dan Abu Bakar. Tapi, siapa yang mampu menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya mengejar pemahaman..? dan siapa pula yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya Umar dan Hamzah yang mampu berikan kepada kaum Muslimin. Dan lebih dari itu, Ali bahkan pernah mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, “ Aku datang bersama Abu Bakar dan Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul..ya, di sisi ayahnya Fatimah. Lalu ssekali lagi Ali cuba membandingkan dirinya dengan Umar.  Bagaimana dia berhijrah dan bagaimana Umar melakukannya. Ali menyusul Nabi dengan sembunyi2 dalam kerakusan musuh2 menjejar Nabi. Maka Ali hanya mampu  berjalan dlm kelam malam. Selebihnya Umar telah berangkat sebelum itu lagi. Umar tawaf 7 kali, lalu naik ke atas Ka’bah. Umar pun berkata “ Wahai Quraisy, hari ini putera Al-Khattab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim , atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan haling Umar disebalik bukit ini!” Umar adalah syabab yang sangat berani. Ali sekali lagi sedar. Dinilai dari semua segi, dia belum siap untuk menikah. Apatah lagi utk menikahi putei Rasulullah! Tidak. Umar jauh lebih layak. Ali redha.
Cinta x pernah meninta utk menanti, ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian atau mempersilakan..Inilah pengorbanan.
Sekali lagi Ali hairan akan khabar lamaran Umar ditolak. Menantu macam mana pula yang nabi inginkan..?? Dia berssa seprti hilang kepercayaan diri.
“Mengapa kau tidak mencuba kawan..?”, kata teman2 Ali menyentak lamunannya. “Mengapa kau tidak mencuba melamar Fatimah?? Firasat kami mengatakan, engkaulah yang ditunggu-tunggu Nabi.”
“Aku?”, tanyanya tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku!”
“Aku hanya pemuda miskin. Dari mana mampu ku cari wang?”
“Kami dibelakangmu kawan! Semoga Allah menolongmu!”
Ali pun pergi berjumpa dengan Nabi. Dengan keberanian yang ada, disampaikannya hasratnya untuk melamar Fatimah. Ya, menikahi. Meskipun dia tahu dari segi ekonominya dia memang tidak mampu hanya mempunyai satu set baju besi ditambah dengan tepung kasar untuk makannya.
“Engkau pemuda sejati wahai Ali”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab ataas cintanya. Pemuda yang siap memikul risiko atas pilihannya. Pemuda yang yakin bahawa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab. ‘”Ahlan wa sahlan!”kata itu meluncur tenang berssama senyuman Nabi.
Ali mulai bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sgt susah utk ditafsir..adakah suatu penerimaan ataupun penolakn. Ah, itu menyakitkan batin Ali.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
“ Entahlah..”, jawab Ali.
“Apa maksudmu?”
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa sahlan’ beerti sebuah jawapan?”
“Kawan, apakah kmu tidak memikirkannya dgn baik??”
“Maaf kawan. Maksud kami satu sahaja sudah cukup dank au mendapat dua! Ahlan saja sudah beerti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan kedua-duanya kawan!”
Dan Ali pun menikahi Fatimah. Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan keberanian utk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar dan Umar..akhirnya Ali mendapatkan  ikatan yang sah bersama Fatimah.
Ali adalah gentleman sejati. “Laa fatan illa ‘Aliyyan” ‘tidak ada pemuda kecuali Ali. Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dgn tanggungjawab.




Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda ”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”

Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”

Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:

“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.”

No comments:

Post a Comment